Tuesday, June 21, 2016

Bicara Tentang Medical Thriller


Medical Thriller adalah sub genre dari thriller, cerita seru yang menceritakan tentang tenaga kesehatan (biasanya dokter) dalam menangangi berbagai penyakit yang mengancam jiwa pasien.
Sesuai dengan postingan saya awal puasa lalu, saya memiliki kesimpulan bahwa nyawa dalam cerita bergenre thriller adalah keragu-raguan dan ketegangan. Bahasa kerennya mistery and suspense. Dua nyawa inilah juga hidup dalam cerita-cerita bertema medis dan menjadikan mereka sub genre tersendiri, medical thriller.

Genre ini adalah genre yang amat saya gemari semasa kuliah dulu. Maklum saya mantan paramedis, cerita semacam ini selalu menarik perhatian saya karena berhubungan dengan profesi saya waktu itu. Sekarang saya sudah murtad (haha).

Genre ini adalah genre yang amat sangat luar biasa jarang diminati para penulis Indonesia. Sepengetahuan saya selama seperempat abad saya hidup dunia, saya belum pernah sekalipun menemui novel dengan genre medical thriller karya anak bangsa.

Sebenarnya ada banyak cerita dengan dokter sebagai tokoh utamanya di Indonesia, sebut saja Karmila. Namun, sisi yang lebih banyak ditonjolkan dalam cerita tetap saja romance. Padahal tenaga medis memiliki kehidupan serta profesi yang unik, jika ingin mengangkat cerita romance bukankah masih banyak profesia lainnya? Untuk itulah saya ingin menghidupkan genre ini di Indonesia. Saya sedang berupaya menulis cerita bergenre medical thriller yang bisa diintip di sini... http://gwp.co.id/candle-of-life/  (maaf ya promosi hehe).

CMIIW... bisa saja pengetahuan saya saja tentang pergerakan genre ini di Indonesia yang kurang. Jika teman-teman ada yang mengetahui karya anak bangsa yang mempersembahkan cerita semacam ini sebagai genre, beritahu saya ya!

Saya terkadang penasaran. Kenapa ya orang Indonesia itu tidak tertarik pada cerita bergenre medical thriller? Dan mengapa genre yang menjamur di Indonesia itu hanya genre romance menye-menye itu? Padahal genre ini sangat bagus. Tidak hanya seru sebagai hiburan, genre ini menyediakan informasi yang sangat bermanfaat.

Bisnis di dunia kesehatan itu tak sama dengan bisnis lainnya. Karena dalam dunia kesehatan terdapat asymetric information antara tenaga kesehatan dengan pasien. Contohnya saja jika kita mau beli mau beli hape, kita tinggal lihat fitur apa yang kita butuhkan lalu beli sesuai dengan budget. Tapi di dunia kesehatan hal ini tak dapat dilakukan.

Pasien adalah makhluk yang pasrah menerima perlakuan para tenaga medis terhadap diri mereka dan berharap kesembuhan. Mereka tidak tahu apakah dokter tersebut benar-benar kompeten dan amanah. Inilah yang membuat dunia medis begitu menarik, karena berfilofosi profit oriented sekaligus social oriented.  Boleh cari keuntungan tapi tidak bisa maksimal karena ada pula unsur sosial di dalamnya.

Ini adalah beberapa film dan komik bergenre medical thriller yang menjadi favorit saya.

 
1. Team Medical Dragon (TMD)


Team Medical Dragon (TMD) adalah sebuah film dengan tokoh utama dokter bedah jantung bernama Asada Ryoutarou yang direkrut oleh seorang asisten profesor Akira Kato untuk menyelesaikan tesisnya yang disebut Operasi Batista, sebuah prosedur operasi bedah jantung yang menjadi impan semua dokter. Mereka memiliki visi yang sama yaitu merubah sistem medis di Jepang yang sangat korup. Film ini diangkat dari manga dengan judul yang sama.

Film ini adalah film medical thriller pertama yang saya tonton. Saya tergila-gila dengan tokoh Ijuin yang diperankan oleh artis idola saya Om Koike Teppei. Itu Om Teppei ada di pojok kiri atas yang pakai kacamata (xixixi). Film ini tak hanya berisi dengan adegan-adegan operasi namun juga penuh dengan intrik politik.

Tokoh yang paling unik di film ini menurut saya adalah dokter anastesinya Monji Arase yang berambut emas. Dia bisa memperkirakan berat badan orang yang dilihatnya dengan sangat tepat. Berat badan adalah faktor utama dalam ketepatan dosis anastesi sebab operasi bedah jantung adalah operasi sulit yang memerlukan waktu lama. Dia sangat suka memanggil orang dengan menggunakan berat badan mereka. Dia biasa memanggil Asada Sensei dengan “76 Kg” dan Ijuin dengan “58 Kg”. Saya dan teman-teman pernah meniru perilakunya dulu (haha). Jangan ditiru ya teman-teman, sebab bagi wanita berat badan adalah aib.


2. Code blue


If it can be treated one second earlier, the heart might start beating again.
If there is one extra helicopter, another life in danger may be saved.
If one more life can be saved, the Japanese medical community may regain trust.

Jika bisa diobati satu detik sebelumnya, jantung mungkin bisa berdetak lagi.
Jika ada satu helikopter tambahan, kehidupan lain dalam bahaya bisa diselamatkan.
Jika satu kehidupan lagi yang bisa diselamatkan, komunitas medis Jepang mungkin mendapatkan kembali kepercayaan.

Code bule mengisahkan empat orang dokter yang baru lulus dan masih magang di sebuah rumah sakit. Di rumah sakit tersebut ada sebuah program namanya Dokter Heli yaitu mengirimkan dokter ke lokasi bencana atau tempat-tempat yang tidak terjangkau. Diperankan oleh Yamapi yang super ganteng sebagai Dokter Aikawa. Salah satu adegan yang paling saya ingat adalah peristiwa kecelakaan beruntun di terowongan. Mereka harus menyelamatkan pasien yang badannya terhimpit truk! Film ini mengajarkan bahwa waktu dan ketepatan diagnosis adalah prioritas utama dalam dunia medis. Bahkan dokter sekalipun dapat memiliki rasa gugup yang luar biasa saat mereka dituntut bekerja dengan ekstra cepat.


3. Voice


Forensik adalah satu-satunya yang dapat mendengar suara mereka yang telah mati. Mencari rahasia dibalik suatu kematian, Itulah konsep dari film ini. Voice menampilkan cerita tentang lima orang mahasiswa kedokteran yang bergabung dalam jurusan patologi forensik. Meskipun tentang forensik yang dibahas di sini bukanlah sebuah kematian yang disebabkan oleh pembunuhan, namun merukan kematian dengan kasus-kasus yang tidak normal. Film ini dikisahkan dengan santai dan lebih banyak unsur humornya dari pada film-film sejenisnya. Kesalahpahaman antara orang yang meninggal dengan kerabatnya di film ini berhasil membuat saya membuang puluhan lembar tisu. Romance dan kisah persahabatan antara tokoh utamanya juga cukup menarik untuk disimak.


4. Dokter Koto


Namanya Kensuke Goto, ia dulunya seorang dokter Universitas yang pindah tugas ke sebuah pulau terpencil yang bernama Pulau Koshiki. Pada awalnya, orang –orang di pulau itu tidak suka dengan kehadiran seorang dokter, terlebih usia dokter Goto masih muda. Satu-satunya rekan yang ia miliki hanyalah suster bernama Ayaka Hoshino yang sudah 2 tahun menjadi perawat di Pulau terpencil itu. Menurut Ayaka, nantinya tidak akan banyak pasien di klinik tersebut karena sebagian besar memilih untuk berobat ke pulau utama, atau meminum ramuan tradisional saja. Tetapi ternyata semuanya berubah, Goto harus berkali-kali melakukan operasi, bahkan terhadap orang yang awalnya sangat tidak percaya akan pengobatan dokter.

Saya ingat dulu komik ini diterbitkan di Shonen Stars. Saya baca Shonen Star hanya untuk mengikuti komik fenomenal favorit saya Detective Conan. Namun beberapa cerita dalam komik tersebut ternyata sangat menarik untuk diikuti. Salah satunya Dokter Koto. Jangan lupa siapkan tisu kalau mau baca komik ini.


Itulah beberapa cerita bergenre medical thriller yang saya sukai. Sebenarnya masih ada banyak lagi yang dari Korea, namun saya memang lebih prefer ke film dan komik produksi Jepang untuk genre ini. Menurut saya drama Korea kurang fokus. Mereka selalu menyisipkan setidaknya 60% romance dalam cerita sementara medical thrillernya hanya sedikit.

Salah satu drama Korea yang mengecewakan bagi saya adalah Obstetri Ginekologi yang pada akhir ceritanya lebih banyak membahas hubungan kisah cinta segitiga antar tokoh utamanya ketimbang medical thrillernya.

Bagaimana pendapat teman-teman setelah membaca tulisan saya? Apakah teman-teman tertarik menghidupkan genre ini di Indonesia? Unsur terpenting dalam semua cerita medical thriller menurut saya adalah riset. Carilah data sebanyak-banyaknya agar dapat menuliskan kisah dengan sangat real dan tidak bertentangan dengan ilmu kedokteran.

Mungkin teman-teman ada yang berpendapat “Ah, Rachmah sih bisa saja nulis genre begituan dia kan mantan dukun beranak!” Menurut saya tidak juga. Para penulis cerita di atas tidak semua berprofesi sebagai dokter sungguhan. Sama seperti jika kita menulis kriminal thriller, apakah kita harus membunuh dulu baru bisa menulis? Kita tidak sedang membuat autobiografi, di mana kita harus memiliki pengalaman di bidang itu. Saya sangat bersedia menjadi informan bagi teman-teman yang tertarik pada genre ini.
Salam Penulis ^^

By : Rachmah Wahyu
Twitter : @rachmah_wahyu

ftrohx

twitter saya ; @ftrahx

No comments:

Post a Comment