Wednesday, May 11, 2016

Review Captain America 3: Civil War


Captain America: Civil War (Sumber: Marvel)

Jika kau kebetulan mampir ke blog ini untuk mendapatkan saran cepat tentang film Captain America 3: aku sarankan kau untuk menonton film ini. Kalau punya dana lebih, nontonlah di bioskop. Lebih seru lagi kalau beramai-ramai.

Menonton film Captain America 3 membuatku melihat bahwa Marvel semakin lihai membuat cerita dan memadu-padankan tokoh-tokoh super hero yang ia miliki ke dalam cerita. Untuk serial Captain America, rasa thriller serial ini semakin kental saja. Sebenarnya di film Captain America 2: Winter Soldier, thriller sudah terasa cukup kental dengan munculnya konfllik di tubuh Shield, konflik internal pimpinan Shield, penyusupan oleh Hydra, pembunuhan Nick Fury, dan Captain America terjebak di tengah badai konflik tersebut. Captain America 2 berakhir dengan luluh lantaknya Shield.

Captain America 3 masih memakai resep 'konflik internal', namun lebih cantik lagi. Dan organisasi yang dipilih kali ini adalah Avenger.
Jika di Captain America 2, kau bisa dengan mudah memihak karena tokoh jahatnya (antagonis) adalah anggota Hydra, maka di Captain America 3 tidak semudah itu. Kau bisa saja menonton bersama teman-temanmu, duduk bersebelah-sebelahan, nonton di waktu yang sama, makan popcorn dan minum soda dari penjual yang sama, tapi di akhir film, kau dan temanmu mungkin saja punya pendapat berbeda tentang pihak dibela: Captain America atau Ironman?

Emosi. Menurutku hal ini digarap sangat serius di film ini. Aku menemukan dilema dan pertanyan berikut dilontarkan oleh penulis cerita:
• Kalau kau dan teman-temanmu adalah superhero, pejuang kebaikan, pantang korupsi, dan menjujung banyak nilai-nilai kebaikan namun dalam memperjuangkan kebaikan tetap saja menimbulkan korban rakyat sipil yang tidak berdosa, maukah kau diatur oleh kelompok lain--dalam hal ini PBB--yang kau tahu cuma orang biasa yang sangat mungkin untuk disusupi dan bertindak korup?
• Apa yang akan kau lakukan jika kau tahu teman baikmu diperalat untuk melakukan kejahatan, tapi kau pun tahu ia benar-benar melakukannya namun tanpa ia sadari?
• Mana yang harus kau ikuti, kepentingan kelompok atau hati nurani?
• Apa yang akan kau lakukan jika orangtuamu dibunuh? Pertanyaan ini menarik karena coba dijawab oleh dua tokoh: Ironman dan Black Panther.

Daftar di atas masih bisa dilanjutkan dan tidak ada jawaban benar atau salah. Bersama banyaknya dilema, maka muncullah banyak twist.

Seperti film Marvel lain, adegan-adegan aksinya sangat seru, jadi kau tak perlu takut akan disuguhi drama membosankan.

Satu saja kritikku: di menit awal, setup untuk konflik terasa lebih lama. Tapi aku paham, untuk membuat sebuah kelompok super hero bersiteru memang bukan perkara mudah. Perlu alasan yang kuat.

Film Captain America 2 diakhiri dengan luluh lantaknya organisasi Shield, nah, apakah Captain America 3 akan berakhir dengan luluh-lantaknya Avenger?

Yah, kau tonton saja sendiri ya.

Terima kasih sudah mampir dan membaca.
Subscribe di newsletter Thriller Id untuk mendapatkan notifikasi lewat email jika ada tulisan baru di web ini.

Salam,

Ronny Mailindra
Ronny Mailindra

Ronny Mailindra adalah penulis novel thriller dan fantasi. Berdomisili di Bandung, penyandang gelar M.Sc. in eBusiness ini sehari-hari bekerja sebagai software engineer.

No comments:

Post a Comment